Senin, 09 Mei 2011

Being a Teacher


Hari jum'at lalu, ak mendapatkan undangan untuk menghadiri kegiatan yang berjudul "KULIAH 3000 GURU" yang diselenggarakan oleh perusahaan media cetak terbesar di Surabaya bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan Nasional dan beberapa pihak terkait.. Memang sebenarnya jauh2 hari ak sudah berniat mengikuti acara ini, berharap di sekolahku mendapatkan undangan sehingga aku pun bisa ikut serta dalam acara ini. Ternyata memang ak mendapatkan undangan itu, meski dalam kaitannya menggantikan temans yang ga bisa dateng karena harus ke Bali..dan kelak ak pun menyepakati keputusannya untuk lebih memilih ke Bali itu.. :)

Acara ini ternyata dikhususkan memang untuk para guru *helloooo..!!!* maksudnya guru se Jatim yang telah lolos sertifikasi, dimana Diknas meminta mereka wajib untuk hadir dalam acara ini... Yang bikin aku penggeenn bgt ikut acara ini adalah kehadiran Mendiknas kita, krn dl ak pernah ikut seminar dengan Keynote Speakernya Bapak Mendiknas itu tapi mendadak beliau nya harus pulang mendadak ke Jekarda.. That's why ak berharap bisa melihat secara lgsg bagaimana speech nya Bapak tsb.

And this is the day...ku sempatkan baca koran agenda apa yg ada di negara ini, wallaah..KTT ASEAN ke 18..dan aku pun sempet punya bad feeling kalo Bapak tsb ga bisa dtg sperti dl, tapi lgsg kubuang jauh sambil menyemangati diri sendiri... Acara yg berlangsung di DBL Arena itu pelan tapi pasti mulai dipadati guru2 yang memang ternyata se Jatim..soalnya buaannyyaak bgt yang dateng...kayak lagi nonton pertandingan basket..:p
and as ussual...acaranya pun molor.. Menjelang pukul 09.00 para tamu n pembicara mulai hadir.. Such as, Alim Markus, Sahudi, dan para pejabat sperti Kepaa Dispendik Jatim dan Bapak dari Kementrian Diknas.  And guess what, akhirnya Sang Bapak ternyata tidak jadi hadir karena agenda negara tsb..ooaalllaahh..gagal maning.. :p


Sebenernya pada saat mengikuti acara tsb, ak ngerasa acara tersebut ga terlalu penting..mungkin gr2 ga kena sasaran dan ga efektif blasss... Sound system ga mendukung, LCD plasma yang kurang berfungsi dengan baik, pembicara yang kurang mengena sasaran karena hanya diminta menyampaikan saja.. Selain itu, pliiss deehh satu org berbicara di hadapan 3000+ manusia, duuh..ngomong di depan 30 murid aja kadang ga direken kog ini malah 3000+... satu hal yang bikin ga efektif sebenrnya mungkin gr2 Bapak tsb berhalangan hadir kaliii yeee, wis kadung kecewa duluan.. Ga ada sesi tanya jawab juga shg pembicaraan hanya satu arah.. Meski sebenrnya Bapak tsb sudah menyampaikan lewat teleconference...mungkin lebih tepatnya rekaman dari media di Kementrian tsb kalii yaa.. Ttep aja belum puas...
Bisa jadi aku ngerasa acara ini semakin menjadi ga penting...ujungnya kemana juga ga ada... Kuliah yang katanya mendidik guru untuk mengembangkan siswanya untuk menjadi enterpreneur juga hanya seperti asap yang gampang ilang ga berbekas.. Maka ga salah kalo ak ngutip sambutan dari salah satu perwakilan Media ini yang menyampaikan : "Negara di ASEAN memiliki tingkat perkembangan pendidikan begitu pesat.. Salah satunya Indonesia, hanya saja kita masih kalah dalam urusan recovery dengan Singapura yang nota bene ga punya kekayaan alam, tapi berani memnfaatkan SDM mereka.. Peningkatan Singapura yang awalnya 1,..% dalam setahun bisa meningkat 14,..%, sedangkan Indonesia..dari 4,..% menjadi 5,..% saja.. Trus kemana kita selama ini??"


Kemana yaa kita selama ini...?? That's the question..rasanya jawabannya org INdonesia bisa jadi "ga kemana2 kog, disini-sini aja" ato "aku dihatimu sayaaangg" kayak yg di iklan2.. *just kidding*. Rasanya wajar aja, kalo ada seminar untuk guru yang yang di desain sebegitu waahh nya tapi ternyata nothing..Gimana guru dapet banyak pengalaman yang berarti yang kelak bisa ditularkan ke muridny.. Oh ya..ada yang menarik sebenarnya di acara "Kuliah" ini, yaitu seorang tamu yang diminta bercerita tentang pengalamannya.. dan aku rasa inilah bagian yang bikin para peserta "Kuliah" ini terdiam karena menyimak cerita yang disampaikan..

Guru ini bernama Ayu Kartika Dewi, dy adalah lulusan UNAIR yang sempat bekerja di Singapura, tapi pada saat bergabung dengan kegiatan Indonesia Mengajar, Mbak nya ini langsung mengabdikan dirinya sebagai seorang guru. Menurut ceritanya, Indonesia Mengajar adalah kegiatan dimana para guru ato yang berminat menjadi guru disebar di seluruh pelosok pedalaman Indonesia untuk mengajar SD selama setahun disana. Mbak ini ditempatkan di Pulau Maitara daerah Halmahera Selatan..bagi yg belum tw tempatnya silakan liat uang kertas Rp 1.000,00. Untuk mencapai ke tempat tsb, diperlukan 9 jam perjalanan laut, dilanjutkan dengan 1 jam dengan mobil, dan 1 jam berjalan kaki untuk sampai ke desanya.

Desa ini katanya belum sempat mengenal pendidikan, tidak ada yang mengenal istilah masuk sekolah, hari dan tanggal, bahkan untuk hari ulang tahun pun mereka tidak mengenal.. buku2 yang kita bisa beli setiap bulan bahkan minggu, dianggapnya sebuah barang mewah disana..begitu ceritanya.. Dari sekian banyak hal yang si Mbak ceritakan ke kita, ada satu cerita yang mnarik *menurut aku tentunya* yaitu cerita tentang Doraemon.
"Ada beberapa versi tentang berakhirnya cerita Doraemon setelah pengarangnya Fujiko F Fujio meninggal dunia, salah satu versi nya adalah pada saat si Nobita sedang diganggu oleh Giant n Suneo yang usil, dengan terengah-engah Nobita mencari Doraemon di kamarnya. Sesampainya di kamar, Nobita mendapati Doraemon hanya terdiam saja. Setelah pergi dengan mesin waktunya, barulah Nobita tahu bahwa masa aktif Doraemon sudah habis. Hanya ada 2 cara untuk menghidupkan kembali doraemon.
  1. cara yang pertama yaitu mengganti baterai Doraemon, dengan resiko bahwa memory dalam otak Doraemon akan terhapus. Jadi segala kenangan Doraemon sebelumnya akan hilang.
  2. Yang kedua adalah menunggu masa depan datang, karena kelak akan datang seorang ilmuwan yang mampu memperbaiki Doraemon tanpa menghapus memory dlam otak Doraemon.
dan Nobita pun memilih pilihan yang ke 2.. Seperti yang kita tahu Nobita adalah anak yang paling malas sedunia.. Namun karena dy merasa saat ini tidak ada Doraemon yang bisa membantu, maka Nobita pun bertekad untuk berusaha melindungi diri sendiri dan belajar dengan giat. Dan akhirnya masa yang dinantikan itu pun datang, ilmuwan itu datang dan memang benar mampu menghidupkan Doraemon kembali tanpa menghapus memory nya. Dan ilmuwan itu adalah Nobita itu sendiri."

Well, sebuah kisah yang memang terkesan fiktif, tapi menarik untuk disimak. Menurt Mbak Ayu ini, dan menurutku juga..Beruntunglah dan bersyukurlah kita yang sudah hidup di Pulau Jawa yang memiliki tingkat kemajuan yang begitu pesat. Bagi anak2 seperti yang di pedalaman Halmahera selatan ini, kedatangan para guru yang berasal dari peradaban modern (dari Jawa) seperti sebuah berkah. Sama halnya mereka berani diajak untuk mulai membangun mimpi, berani untuk bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpi2 mereka.
Itu sebabnya, aku selalu salute pada mereka yang mendedikasikan dirinya sebagai seorang guru. Karena pekerjaan guru aku rasa adalah pekerjaan yang cukup berat, berat untuk menopang beban yang harus diemban demi kemajuan negara ini *kata2nya Dani on my tweet*. Being a teacher is a difficult job..karena ga semua Sarjana Pendidikan itu berbakat untuk mengajar dan mendidik, begitu sebaliknya ga smw non Sarjana Pendidikan itu ga bisa ngajar n ndidik murid ----> contohnya Mbak yg ak ceritain di atas, meski ak lum tw gimana cr ngajarnya..

Being a teacher, itu suliiit..beda ma kerjaan lain such as sekretaris, accounting ato pekerjaan laen yang berhadapan dgn benda mati.. Dalam 2 jam pelajaran kita ngadepin 30-40 makhluk hidup yang berbeda2..kompleks bgt temans... Ada yang maunya gini, ada yang maunya gitu, ada yg nymabung, ada yg sibuk mainan dw, ada yg bingung pengen curhat ke gurunya..komplek laaah pokoknya.. Nah dalam sehari tinggal diliat aja kita dapet berapa jam ngajar..belum untuk seminggu.. Tapi kita dapet tugas gimana caranya anak itu nantinya bisa berguna buat negara ini..nah looo.. Mungkin aku pun bukan a perfect teacher..masih selalu banyak belajar terutama dari orang tuanya murid2 aku ato guru yang dah senior.. Yaaahh, yang baik diambil pelajarannya yang ga penting di simpen aja laaahh, kalo nemu tempat sampah bisa dibuang ke sana.. :D
Gaya ngajar punjuga penuh trik..gimana caranya kita bisa bikin siswa yang "MENGERTI/PAHAM" bukan siswa yang 'PINTER"..pinter aja ga cukup, kalo kita ngerti kan kita bisa nemu banyak jalan saat jalan yg laen tertutup. rasanya gaya mengajr sekarang kudu kayak cari jalan alternatif pas lagi kena macet...kudu cari selanya... Karena kemajuan jamn yang menuntut kita ga lagi ngajar gaya konvensional..meski menurutku yaaa bolehlah sidkit konvensional dipake...

Ada sebuah cerita dimana pada saat itu ak ngerasa kalo di skul itu masih ada cara ngajar yang masih oldies.. Suatu hari aku kebagian ngajar di sebuah sekolah..(salah satu dari 5 sekolah yang pernah kuajar).. Kebetulan aku belum pernah mengajar di kelas itu..Pada saat aku masuk kelas, seperti biasa basa basi dikitt dan sebagian masih menanyakan kemana guru yang biasa mengajar mereka dan blaa..bla..blaa.. Mereka pun rame dw2..hhmm, 35 orang lawan 1 guru..okelaah kalo begitu.. Pada saat itu ak hanya diam saja memperhatikan mereka yang nota bene ruuaammee dewe.. Hingga akhirnya aku pun terkejut karena sang ketua kelas dengan sopan menyodorkan penghapus papan tulis dan penggaris kayu panjang, sambi berkata "ini bu penghapus dan penggarisnya..!!" aku tanya "loo, emang buat apa ??". Dengan polos dy hanya menjawab, "Kan biasanya guru disini, suka mukul2 penghapus n penggaris biar anak2 diem.." dan akupun hanya bisa ber oowwwhhhh panjang...
Well...segitu sulitnya kah menghadapi anak2 jaman sekarang..?? dan aku pun menjawab "SUULLLIIT bbuuaanggeett". Ampyuunn DJ deehh pokoknya...Cobalah sebulan saja to be a teacher..

Tahun ini aku pun sempat merasa gerah, saat ada yang menyindir dengan terang2an di hadapan para guru dengan berkata..."Guru itu enaakk, sertifikasi dapetnya banyaakk, tunjangan juga banyaakk, kerja  ga seberapa..iclik2 ngajar langsg pulang meski belum waktunya pulang" Duuuhhh, coba deehh sampeyan ngajar anak SD ajalah sebulan..plus dengan ngerjain perangkat mengjarnya.. Then you can say anything you like.. *hadddeehh*
Bukan merasa ingin dihargai, ato diberi keistimewaan lebih..aku rasa mungkin wajar kalo pegawai pemerintahan lain selalu merasa iri dengan para guru, selain karena 60% dana di pemerintahan kota ini digunakan untuk kesejahteraan guru..bellum lagi kalo muridnya libur gurunya juga libur, tapi gaji tetep.. sehingga akhirnya di Kota ku tercinta ini, muncul kebijakan baru kalo murid libur guru pun tetap masuk..pokoknya sama dengn pegawai di pemerintahan lah..yaaahhh okelah kalo begitu.. Well, like people said..sawang sinawang.. Keliatannya enak tapi asline..hhmmmm.. :( just try it laahh..

Meski i'm not a good teacher too, aku sll merasa bersyukur menjadi guru... dengan smw resiko yg siap aku hadapi, aku sll ngerasa ini pekerjaan yang menyenangkan...terutama saat ini, saat aku baru akan memulai mengajar anak2 remaja.. :D can't hardly wait... menjadi guru memang sll penuh kejutan, krn apa yg menurut kita sepele, bisa jadi itu menjadi hal yang luar biasa buat anak didik kita  ato bahkan menjadi hal yg menyakitkan buat mereka..
Hingga pada akhirnya "tak perlu takut miskin untuk menjadi guru, karena kita akan selalu kaya dengan cinta dari musid kita selamanya..."






0 komentar:

Posting Komentar