Jumat, 13 Juli 2012

i'm alive

“....aku pasti bisa, menikmati semua dan menghadapinya... Aku yakin pasti bisa..”
Pasti Bisa – Citra Scholastika

Saturday, July 7, 2012
Aku mendapat undangan untuk menghadiri seminar Internasional dan Lesson Study untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Gedung Gema UNESA. Acara yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) ini mendatangkan 2 orang yang memang pakar dibidangnya yaitu Prof. Hideo Nakata, Ph.D (dari Jepang) dan Prof. Pennee Narot, Ph.D (dari Thailand). Acara untuk Lesson Study nya sendiri diperagakan oleh guru model dari SMPN 36 dan SDN Percobaan. 

Mengulas sedikit  tentang Lesson Study, jadi kegiatan ini adalah semacam kegiatan yang wajib dilakukan oleh setiap guru guna meningkatkan profesionalismenya. Semacam kita mengajar lalu diobservasi oleh banyak orang, untuk mengevaluasi sistem mengajar kita. Kegiatan ini pun hanya diikuti oleh sekolah luar biasa (SLB) dan sekolah inklusi (sekolah yang menerima anak berkebutuhan khusus sebagai salah satu muridnya).

mbak rizky saat perform
Jadi yang mau aku ceritakan disini adalah pada saat aku melihat pengisi acara. Sebelum acara dimulai ada seorang penyanyi dan pemain keyboard (satu orang nie ya ceritanya) yang bernama Mbak Rizky. Mbak Rizky ini cukup lihai dalam memainkan keyboard, suaranya oke punya, nyaring melengking dan menyenangkan.. Hal ini akan tampak biasa saja kalo dia terlahir sebagai orang yang normal. Unfortunatelly, she can’t see..yuup, she’s blind. Aku tak pernah tahu bagaimana ceritanya, yang aku tahu dari seorang teman yang sudah sering mengikuti kegiatan ini, Mbak Rizky ini meski tidak melihat tapi pengalamannya sudah sampai mancanegara. Disinilah yang dimaksud anak berkebutuhan khusus..tidak melulu sosok yang autis atau sebagainya, termasuk mbak rizky pun termasuk sebagai ABK (anak berkebutuhan khusus).

Mungkin buat kita yang normal, sebuah “batu” kecil dalam setiap langkah kita itu adalah sebuah hal yang pantas untuk dirutuki dan dikeluhkan sepanjang perjalanan. Tetapi bagaimana kalo kita mengalami keadaan seperti Mbak Rizky ini...? apa iya kita akan menyesal sepanjang masa..? Jujur saja aku malu dengan diriku sendiri yang normal..yang nota bene dari jurusan musik yang ga selihai Mbak Rizky ini.. Malu dengan diriku yang selalu merasa sering mengeluh apabila ada hal yang aku rasa sulit atau merasa lelah... Bagaimana dengan Mbak Rizky dan yang lain yang merasa bahwa keadaan mereka bukanlah menjadi penghalang untuknya tetap “hidup”.
Yaaa...nyatanya mereka tetap hidup dengan keadaan mereka sendiri.. Begitu pula dengan kita yang tetap hidup dengan keadaan kita sendiri. Seperti muridku juga yang juga ABK yang mampu menghapal Presiden USA mulai dari yang pertama sampai Barrack Obama. Bisa menyebutkan bendera seluruh dunia..dan dia sukaaa sekali mata pelajaran IPS. Aku juga pernah punya siswa ABK pada waktu aku mengajar di SD. Awalnya aku memang tak tahu tentang keadaannya, semakin jauh aku semakin ngerti apa yang terjadi dengan dia. Jadi Marvel (muridku ini) memiliki musikalitas yang luar biasa. Dia hapal posisi akord, solfegio (pendengaran musik) yang tajam, dan kemampuan menghapal simbol. Jika kita bertanya, “suara kita maen di kunci apa ya..?” dia akan menjawab nya dengan tepat... amaziiingg..

Sebenarnya aku sudah lama melihat dan melaksanakan secara langsung kegiatan mengajar ataupun bergaul dengan ABK ini.. bahkan mulai kuliah aku juga memiliki kakak kelas yang tidak melihat tapi cuuaannggih banget kalo maen piano..sampe aku mengajar di 2 tempat yang berbeda pun aku dihadapkan pada siswa ABK ini. And they are alive.
Mereka tetap hidup dengan semangat dan kepercayaan diri mereka. Mereka yakin bisa akan tetap melanjutkan hidup. Mereka yakin bisa bahwa mereka diijinkan untuk tetap memiliki mimpi dan mewujudkan mimpi mereka itu. Ada satu hal yang membuatku salut dengan kehadiran mereka adalah lingkungan disekitar mereka mampu menerima mereka lengkap satu paket dengan keadaan mereka, bahkan teman sebayanya pun mampu menerima kehadiran mereka. Dan aku yakin jiwa-jiwa seperti kita inilah yang menjadikan mereka tetap hidup..jiwa yang tetap sadar bahwa Tuhan menciptakan makhluknya begitu special.

Aku kutip dari perbincanganku dengan Pak Drs. M. Said (dosen FMIPA UNESA).. “Allah SWT itu Maha Pemurah ya mbak..Bayangkan bagaimana tidak murah, orang yang tidak bisa melihat aja dikasih kemampuan segitu luar biasanya, mengalahkan kita yang normal.. Lalu kita yang normal bisa apa yaa..?”. Aku yakin kita sama bisanya dengan mereka...Bukan karena mudah kita yakin bisa, melainkan karena kita yakin bisa maka semua terlihat mudah... Tak ada hari yang menyulitkan kita, kecuali kita sendiri yang membuatnya sulit...

Bila kita tak dapat menjadi jalan besar,
Cukuplah menjadi jalan setapak yang dilalui orang..
Bila kita dapat menjadi matahari,
Cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mari kita berpikiran positif dan lebih banyak bersyukur!

Maturnuwun postingannyah. Jadi sadar kalo sebenernya yang saya keluhkan itu kebanyakan hal sepele. ;)

dewi kurniasari mengatakan...

agree.... :-bd

Posting Komentar